Re: [indobackpacker] Diskusi: Mengindonesiakan Indonesia

 

 
Sedikit catatan atas yang ditulis mbak Ambar.  Benar Shakespeare berujar apalah arti sebuah nama namun di saat bersamaan, masih di dalam kalimat mashyur yang dinukil dari kisah 'Romeo and Juliet' ini, ia menyoal esensi.  Yang kita sebut mawar akan tetap harum meski kita beri nama yang lain.  Jadi bukan saja 'mawar' yang dipersoalkan, namun 'harum' juga mendapat penekanan.
 
Pada dasarnya saya membedakan nama menjadi 2 yakni nama spesifik (khusus) dan nama generik (umum).  Bagi saya Rocky Mountain, Yellowstone, Bukittinggi, Paya Lebar, Lakhsadwep, Aguas Calientes, Buenos Aires, Beijing itu nama generik (umum) meski berkaitan dengan satu koordinat di muka bumi.  Pegunungan berkarang dan batu kuning tidak hanya dimiliki Amerika.  Kepulauan Seribu selain di sebelah barat anak benua India juga ada di utara Jawa.  Air hangat bukan saja ada di kota terakhir sebelum Machu Picchu tapi juga ditemukan di Jawa Barat.  Udara segar bukan monopoli milik ibukota Argentina.  Utara yang damai tidak hanya di Zhungguo (Tiongkok).   Jangan lupa, Sahara (dalam Arab) dan Gobi (dalam Mongol) sama-sama memiliki arti gurun pasir.
 
Nama yang spesifik salah satunya ditandai oleh nama orang.  Sebutlah Lenin-grad (dari gorod = kota [Rusia]), Johanesburg (kota Johanes), Louisseville (desa Louise), Udaypur (kota Uday), Athina (dari Athina Polias, dewi kebijakan orang Yunani Kuno), Buchuresti (mungkin satu-satunya nama kota yang diambil dari nama petani), San Tiago (jadi Santago), Sao Paolo, Sveti Stefan, Ahmadabad, Jallalabad (dalam Persia abad artinya desa/kampung).  Di luar nama orang, nama yang khas biasanya ada hubungannya dengan masa lalu (bisa sejarah atau sekadar legenda) misalnya Roma, Paris, Jakarta, Palembang, Tehran, Delhi.
 
Persoalannya jadi lain jika nama generik tadi diterjemahkan ke dalam bahasa lain sesuai bahasa ibu si pengucap.  Meski arti dan maksudnya serupa, tetap ada 'rasa' yang hilang.  Ada ujaran mengatakan, "Silakan memakai bahasa Indonesia untuk mengutarakan pikiran, namun jika ingin mengungkapkan perasaan gunakanlah bahasa Jawa".  Bahasa Jawa di sini tentu bisa diperluas menjadi bahasa daerah.  Meski sama-sama memuat arti yang berhubungan dengan air, biarlah namanya tetap (Ci)bereum, (Sei) Duri, (Oe)bobo, (Muara) Ancalong, (Aik)mel, (Wai)ngapu, (Batang)hari, (Krueng) Aceh, (Bengawan) Solo.
 
Fakta yang kita hadapi adalah nyaris tiadanya kesetaraan dalam hubungan antara negara.  Bukan saja barat (Eropa-US-Aussie) menguasai non-barat, antar negara Eropa sendiri ada hegemoni budaya dalam hal serbuan kosa kata Bahasa Inggris ke bahasa lain.  Itu sebabnya terkesan sah dan tak perlu dipertanyakan jika bahasa Inggris 'mengubah' nama negara dan kota lantaran nama dalam bahasa aslinya menyulitkan lidah Inggris.  Sverige dijadikan Sweden, Den Haag berubah ke the Hague, Moskwa diubah ucapan ke Moscow, Al Qahira diganti Cairo.  Barangkali serbuan ini juga dilakukan oleh bahasa kolonial terhadap tanah koloninya.  Mextlicatlica yang mengeritingkan lidah jadi lebih sederhana dengan Mexico, Quatlemallan dipermudah menjadi Guatemala, Coroguayco dipersingkat dan tinggal disebut Coroico.
 
Ketika tanah koloni memerdekakan diri, penggantian nama kerap dilakukan seiring membuncahnya rasa kebangsaan.  Beberapa kota nama di India berubah dalam 10 tahun belakangan.  Semula Bombay, Calcutta, Madras.  Kini kita sudah tidak asing lagi dengan Mumbai, Kolkata, Chennai.  Semasa Yunani menguasai Asia Minor, kota-kota Turki mengalami Hellenisasi.  Dulu orang kenal Angora dan Smira.  Kini keduanya telah bersalin nama dengan Ankara dan Izmir.
 
Jika ada nama asli, sekalipun nama generik (umum), semestinya (bukan lagi sebaiknya) nama itu yang dipakai.  Memakai nama (dalam bahasa) asli adalah satu langkah nyata kita menghargai keanekaan.  Jangan dilupakan bahwa dalam nama (tempat) itu termuat doa, harapan, kenyataan, riwayat, legenda, bahkan sejarah.
 
Salam dari Sangatta
3-Februari-2012
 
 
 

--- On Thu, 2/2/12, Ambar Briastuti <ambar.briastuti@gmail.com> wrote:

From: Ambar Briastuti <ambar.briastuti@gmail.com>
Subject: [indobackpacker] Diskusi: Mengindonesiakan Indonesia
To: indobackpacker@yahoogroups.com
Date: Thursday, 2 February, 2012, 11:34 AM

 

Dear teman-teman IBP,

Apalah artinya nama begitu kata Shakespeare. Tapi ternyata nama tempat atau
destinasi itu sangat menentukan. Saya sempat bingung ketika membaca tentang
Postpone Island. Ini dimana ya, Indonesia atau bukan. Ternyata sayalah yang
memang tulalit. Maksudnya sih Pulau Tunda, tapi agar membuatnya lebih keren
dan menginternasional diubah menjadi si pospon itu tadi.

Kasus berikutnya adalah Green Canyon di dekat Pangandaran. Namanya yang
indah, Cukang Taneuh disebut-sebut Lonely Planet tanpa mereferensi aslinya.
Saya jadi berpikir. Wah jangan-jangan nanti Raja Ampat jadi Four Kings,
atau Kawah Putih menjadi White Crater.

Yang ingin saya tanyakan pendapat dan opini teman-teman adalah, apakah nama
yang dirubah menjadi keinggris-inggrisan ini lebih tepat? Betulkah
tujuannya agar destinasi tadi menjadi lebih terkenal dan beken. Apakah nama
daerah/nama Indonesia terasa susah untuk dikenalkan pada teman manca?

Oke, ditunggu setuju tidak setuju, sharing, pengalaman ataupun keluh kesah.

Salam,
Ambar

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
Kunjungi website IBP:
http://www.indobackpacker.com

Silakan membuka arsip milis http://groups.yahoo.com/group/indobackpacker/   untuk melihat bahasan dan informasi yang anda butuhkan.

SPAMMING atau forwarding tidak diperkenankan.
Silakan beriklan sesuai tema backpacking di hari JUMAT.

Sebelum membalas email, mohon potong bagian yang tidak perlu dan kutip bagian yang perlu saja.

Cara mengatur keanggotaan di milis ini:

Mengirim email ke grup: indobackpacker@yahoogroups.com (moderasi penuh)
Mengirim email kepada para Moderator/Owner: indobackpacker-owner@yahoogroups.com
Satu email perhari: indobackpacker-digest@yahoogroups.com
No-email/web only: indobackpacker-nomail@yahoogroups.com
Berhenti dari milist kirim email kosong: indobackpacker-unsubscribe@yahoogroups.com
Bergabung kembali ke milist kirim email kosong: indobackpacker-subscribe@yahoogroups.com

.

__,_._,___